Sabtu, 05 Maret 2011

laporan lab DPT

HAMA KEPIK COKLAT (Riptortus linearis Fabr) (Hemiptera:Coreidae) PADA TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus aureus)

LAPORAN

OLEH :
JHONSON A SIMAMORA
100301227
AGROEKOTEKNOLOGI
GROUP II





LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
SUB-HAMA
DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011


HAMA KEPIK COKLAT (Riptortus linearis Fabr) (Hemiptera: Coreidae) PADA TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus aureus)

LAPORAN

OLEH :
JHONSON A SIMAMORA
100301227
AGROEKOTEKNOLOGI
GROUP II

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test di
Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub-Hama, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan

Ditugaskan Oleh,
Dosen Penanggung Jawab Laboratorium


(Ir. Marheni, MP)
NIP. 19650724198032001

Disetujui Oleh
Asisten Koordinator




(Ruomenson D.J. Bakara)
NIM. 080302037 Diperiksa Oleh,
Asisten Korektor




(Dewi Lasmaida Sidauruk)
NIM. 080302031

LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
SUB-HAMA
DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan YME, berkat rahmatnyalah laporan ini dapat diselesaikan.
Laporan ini berisi tentang hama kepik coklat pada kacang hijau. Hama kepik coklat selama ini sangat memberikan kerungian besar bagi para petani. Oleh karena itu, laporan ini membahas cara melakukan pengendalian yang baik dan benar terhadap hama kepik coklat pada kacang hijau. Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub-Hama, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Dan juga dapat sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkannya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Pendapat dan saran sangat diharapkan untuk mendekati kesempurnaan, di karenakan kesempurnaan itu hanya milik Tuhan Yang Maha Esa.
Medan, Maret 2011
Penulis,

(Jhonson A Simamora)






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang 3
Kegunaan Penulisan 5
Tujuan Penulisan 5
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman 6
Biologi Hama 9
Gejala Serangan 11
Pengendalian 11
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN








PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perlindungan tanaman adalah kegiatan yang bertujuan untuk melindungi, mencegah, atau menghindari agar tanaman kita tidak menderita suatu gangguan, kerusakan, kematian, atau kemerosotan hasilnya, sekurang-kurangnya memperkecil kerugian yang ditimbulkan secara ekonomis. Jadi perlindungan tanaman ini merupakan alat penunjang yang sangat penting dari “ sistem produksi dan usaha tani tanaman”.
Kepik coklat ( Riptortus linearis Fabr) bukan merupakan serangga yang berguna melainkan sebagai hama yang dapat merusak tanaman kacang hijau (Phaseolus aureus ). Cara merusaknya adalah dengan menusuk kulit polong dan selanjutnya menghisap cairan biji sehingga polong dan biji kempis, polong gugur, bijij keriput, hitam membusuk, berbecak hitam, dan berlubang sehingga menyebabkan daya tumbuh biji berkurang.
Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung. Selama periode 2005-2008, produksi kedelai di Indonesia 593-808 ribu ton, sedangkan kebutuhan konsumsinya lebih-kurang 9 kg/kapita/tahun, sehingga pada tahun 2007 harus mengimpor 1,3 juta ton. Berdasarkan posisi produksi kedelai tahun 2009 lebih-kurang 1 juta ton, maka pada tahun 2014 pemerintah mencanangkan swasembada kedelai dengan target produksi 2,7 juta ton. Target swasembada kedelai ini berpotensi tercapai, antara lain karena a) petani mulai bergairah kembali bertanam kedelai, mengingat harga kedelai yang tinggi, Rp 6-8 ribu/kg, b) tersedianya teknologi tepat guna, termasuk 64 varietas unggul baru kedelai yang produktivitasnya 2,0-2,5 ton/ha, dan c) adanya dukungan pemerintah, terutama program perluasan lahan baru 2 juta ha dan penyediaan pupuk sesuai kebutuhan selama 5 tahun. Tercapainya target swasembada kedelai ini diharapkan dapat memenuhi permintaan dalam negeri dan mengurangi impor kedelai.
Salah satu masalah dalam upaya meningkatkan produksi kedelai adalah serangan hama. Ada 111 jenis serangga hama kedelai di Indonesia, salah satu di antaranya adalah kepik coklat, Riptortus linearis (F.) (Heteroptera: Alydidae). Hama pengisap polong iniberstatus penting karena dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga 80%, bahkan puso bila tidak dikendalikan Untuk mengatasi masalah hama, umumnya petani menggunakan insektisida secara berlebihan, sehingga berpotensi menimbulkan dampak negatif, antara lain musnahnya musuh alami dan munculnya gejala resistensi hama terhadap insektisida. Oleh karena itu, upaya pengendalian hama harus didasarkan atas konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Penggunaan insektisida dibenarkan bila dari segi ekonomi, manfaat yang diperoleh sekurang-kurangnya sama dengan biaya pengendalian hama, dan dari segi ekologi, bila komponen ekosistem, baik fisik maupun biologis, tidak mampu menekan populasi hama dan mempertahankannya pada tingkat keseimbangan rendah. Kedua dasar penggunaan insektisida tersebut melahirkan gagasan tentang konsep ambang ekonomi (economic threshold).
Bagian yang bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai isi onde – onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan dikawasn Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui hama kepik coklat (Riptortus linearis Fabr ) pada tanaman kacang hijau (Phaseolus aureus ).

Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaaan penulisan ini adalah :
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub-Hama, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.














TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Leguminales
Family : Leguminaceae
Genus : Phaseoulus
Spesies : Phaseoulus aureus
(www.plantamor.com , 2011)
Tanaman kacang hijau merupakan tanaman separuh tegak dengan ketinggian 0.5-1 m dengan cabang banyak yang ditutupi bulu pendek kecoklatan dan daun beranak daun tiga yang mirip dengan daun kacang tunggak. Bunga membuah sendiri, menghasilkan polong sepanjang 5-10 cm dan diameter 0.5 cm yang matang dalam waktu 20 hari setelah berbunga. Polong umumnya mengandung sedikitnya 10 biji kecil lonjong hingga bundar, berwarna hiaju tua kekuningan atau kuning : tanaman tertentu menghasilkan biji coklat atau hitam. ( Purseglove, 1987)
Bagian dari tanaman kacang hijau antara lain akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Adapun deskripsi masing-masing bagian tanaman tersebut dijelaskan sebagai berikut:


a. Akar
Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi menjadi dua, yaitu mesophytes(mempunyai banyak cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar) danxerophytes (memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang ke arah bawah).
b. Batang
Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun, kecualipada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 1 m. Cabang tanaman kacang hijau menyebar ke semua arah.
c. Daun
Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Letak daun berseling. Tangkai daun lebih panjang dari pada daunnya sendiri.
d. Bunga
Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunganya termasuk jenis hermaprodit atau berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore hari menjadi layu.


e. Buah
Buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm. Setiap polong berisi 10-15 biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi kehitaman atau kecokelatan. Polongnya mempunyai rambut-rambut pendek atau berbulu.
f. Biji
Biji kacang hijau berbentuk bulat. Biji kacang hijau lebih kecil dibandingkan dengan biji kacang tanah atau kacang kedelai, yaitu bobotnya hanya sekitar 0,5-0,8 mg. Kulitnya hijau berbiji putih. Bijinya sering dibuat kecambah atau tauge.
Tanaman kacang hijau membutuhkan air sebanyak 288 mm/musim atau evaporasi 3,6 mm/hari. Kebutuhan air tanaman kacang hijau relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan tanaman legum lainnya. pH tanah yang ideal untuk pertumbuhan kacang hijau adalah lahan dengan pH tanah sekitar 5,8 serta mengandung banyak bahan organik. Selain pH, suhu juga mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau. Suhu yang optimum berkisar antara C, maka tanaman kacang hijau sesuai untuk dataran rendah hingga ketinggian mencapai 500 mdpl. Namun, tanaman ini cukup toleran terhadap cuaca yang kering serta dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang kisaran curah hujan sekitar 700 -900 mm / tahun. ( Rubatzky, dkk, 1997).




Biologi Hama
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Family : Coreoidae
Genus : Riptortus
Spesies : Riptortus linearis Fabr
(http://www.google/kepikcoklat/org.com)
Imago kepik coklat memiliki bentuk seperti walang sangit dengan ciri khas, yakni adanya duri-duri (spiny) pada paha belakang dan garis putih-kekuningan pada bagian lateral dari tubuhnya. Panjang tubuh imago betina 13-14 mm dan imago jantan 11-13 mm. Abdomen imago betina membesar dan menggembung, sedangkan abdomen imago jantan meramping. Umur imago 4-47 hari. Seekor imago betina memproduksi telur rata-rata 70 butir dalam 14 hari. Telur berwarna coklat tua, berbentuk silindris dengan bagian tengah agak cekung. Telur diletakkan secara berkelompok dalam dua deretan pada permukaan bawah daun dengan 3-5 butir/kelompok. Telur menetas setelah berumur seminggu. Nimfa berlangsung 19 hari, terdiri atas lima instar. Nimfa muda (instar I-III) mirip semut. Nimfa instar I berwarna kemerah-merahan hingga coklat kekuning-kuningan, umurnya 1-3 hari dan panjang badannya 2,6 mm. Nimfa instar II berwarna coklat kekuning-kuningan hingga coklat tua, umurnya 2-4 hari dan panjang badannya 3,4 mm. Nimfa instar III berwarna kemerah-merahan hingga coklat, umurnya 2-6 hari dan panjang badannya 6,0 mm. Nimfa instar IV berwarna kemerah-merahan hingga hitam agak abu-abu, umurnya 5-8 hari dan panjang badannya 9,9 mm. Perkembangan dari telur sampai imago berlangsung 29 hari. Kepik coklat tersebar luas di Asia Tenggara. Selain kedelai, tanaman inang kepik coklat juga berbagai jenis kacang-kacangan, seperti Tephrosia spp, Acacia villosa, dadap, Desmodium spp., Solanaceae, Convolvulaceae, dan Crotalaria spp.
Imago dan nimfa merusak polong dan biji. Caranya dengan menusukkan stiletnya ke kulit polong hingga mencapai biji kemudian mengisap cairan biji tersebut. Serangan pada polong muda menyebabkan biji mengerut dan menyebabkan polong gugur. Serangan pada fase pembentukan dan pertumbuhan polong menyebabkan biji dan polong kempis kemudian mengering. Serangan pada fase pengisian biji menyebabkan biji hitam dan busuk, dan serangan pada polong tua dan biji-bijian telah mengisi penuh menyebabkan kualitas biji turun oleh adanya bintik-bintik hitam pada biji atau kulit biji menjadi keriput.
(http://muhammadarifindrprof/insektisidabiorasionaluntuk.org , 2011)
Daur hidup kepik coklat tidak mengalami metamorfosis sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong. Dengan kata lain melalui tahap : telur nimfa dewasa. ( http://kesehatanlingkungansby/kepikcokelat.com , 2011)


Gejala serangan
Gejala serangan kepik coklat (Riptortus linearis Fabr ) pada tanaman kacang hijau ( Phaseoulus adalah dengan cara menghisap polong tanaman kacang hijau sehingga menyebabkan polong menjadi kempis dan mati. Daun yang diserang banyak terdapat lubang-lubangnya. Jika yang diserang batangnya maka tanaman bisa menjadi mati dan apabila hama ini tidak dikendalikan akan menyebabkan penurunan produksi kacang hijau.(Pracaya,2007)
Pengendalian
Ada empat strategi yang dapat dikembangkan untuk menurunkan status hama kepik coklat ke tingkat yang dapat ditoleransikan, yakni :
1. Strategi tanpa pengendalian
Dalam suatu agroekosistem, apabila komponen penyusunnya tidak mengalami perubahan permanen, maka populasi hama cenderung berfluktuasi dalam keadaan seimbang karena diatur, antara lain oleh musuh alami. Dalam ekosistem yang seimbang tersebut, populasi hama berada jauh di bawah AE sehingga strategi yang diterapkan adalah tidak melakukan tindakan pengendalian.
2. Strategi menurunkan populasi hama
Strategi ini diterapkan untuk dua situasi. Pertama, bila berdasarkan pengalaman, populasi kepik coklat akan melampaui AE, maka untuk tujuan preventif, sebelum tanam harus dilakukan rotasi tanaman, pemusnahan inang alternatif, perubahan waktu tanam, atau tindakan lain yang merubah lingkungan menjadi tidak disukai kepik coklat. Kedua, bila secara normal, populasi kepik coklat akan berada di atas AE sepanjang musim, maka untuk tujuan kuratif, harus disiapkan tindakan menurunkan populasi hama secara drastis. Ini dapat dilakukan dengan cara a) mengganti lingkungan sehingga menjadi kurang menguntungkan bagi hama, b) melakukan tindakan yang mengakibatkan kematian atau menghambat reproduksi, antara lain dengan insektisida kimia atau insektisida biorasional.
3. Strategi mengurangi kerentanan tanaman terhadap hama
Upaya mengurangi kerentanan tanaman terhadap hama merupakan strategi yang efektif, ekonomis, dan aman lingkungan. Strategi ini tidak mengurangi populasi hama secara langsung, tetapi sangat berarti karena tanaman dapat menolak atau mentolerir hama. Upaya ini dapat disertai dengan meningkatkan vigor tanaman melalui pengairan tepat waktu dan pemupukan. Sampai saat ini, varietas kedelai tahan kepik coklat belum ditemukan. Perakitan varietas tahan dengan tetua galur-galur IAC-100 dan IAC-80-596-2 yang memiliki sifat antixenosis diharapkan dapat mengurangi kerentanan tanaman terhadap kepik coklat.
4. Strategi kombinasi upaya penurunan populasi hama dan kerentanan tanaman
Upaya mengkombinasikan beberapa teknik yang cocok untuk mengendalikan hama merupakan pendekatan yang menguntungkan karena jika satu teknik gagal, teknik lainnya dapat membantu mengendalikan hama.
Teknik Pengendalian
Ada beberapa teknik pengendalian yang dapat digunakan secara terpadu untuk menurunkan status hama kepik coklat yaitu :
1. Pengendalian fisik
Teknik pengendalian ini bertujuan mengurangi populasi hama dengan cara mengganggu fisiologi serangga atau mengubah lingkungan menjadi kurang sesuai bagi hama. Contoh, menjumputi kelompok telur serta menangkap nimfa dan imago dengan jaring serangga kemudian membinasakannya.
2. Pengendalian mekanis
Teknik pengendalian ini dilakukan dengan cara menjerat hama ini lalu mematikannya agar hama ini tidak mengganggu tanaman kacang hijau.
3. Pengendalian dengan kultur teknis
Teknik pengendalian ini adalah suatu usaha memanipulasi agroekosistem untuk membuat lingkungan pertanaman menjadi kurang sesuai bagi kehidupan dan perkembang-biakan hama, serta menyediakan habitat bagi organisme menguntungkan. Beberapa teknik budidaya, antara lain:
i. Pergiliran tanaman untuk memutus rantai makanan bagi hama. Misalnya, pergiliran tanaman kedelai dengan jagung atau padi yang dapat mengatasi masalah hama karena masing-masing memiliki kompleks hama berbeda.
ii. Penanaman dalam barisan (strip cropping). Misalnya, menanam kedelai dan jagung secara berselang-seling pada petak berbeda. Teknik ini dapat meningkatkan keragaman sehingga tanaman inang tersamarkan dari serangan hama. Selain itu, tanaman dapat berfungsi sebagai tempat berlindung dan sumber pakan bagi organisme berguna.
iii. Penanaman varietas hasil perakitan galur-galur IAC-100 dan IAC-80-596-2 yang memiliki sifat antixenosis berupa ketebalan kulit polong dan kerapatan trikoma yang dapat mengurangi banyaknya luka tusukan stilet kepik coklat dan kepik pengisap polong lainnya .
iv. Penanaman tanaman perangkap, yakni kacang hijau varietas Merak dan Sesbania rostrata yang dikombinasikan dengan insektisida deltametrin untuk kepik coklat dan pengisap polong lainnya.
4. Pengendalian hayati.
Pengendalian hayati adalah penggunaan musuh alami (parasitoid, predator, dan patogen serangga) untuk mempertahankan populasi hama di bawah tingkat yang merugikan tanaman. Musuh alami akan bekerja baik dalam mengendalikan hama apabila ekosistem tidak terganggu, terutama oleh penggunaan pestisida secara berlebihan. Pemanfaatan musuh alami kepik coklat dapat dilakukan melalui dua cara, yakni:
a. konservasi musuh alami, misalnya parasitoid telur, Gryon nigricorne serta predator telur, Dolichoderus sp.,Solenopsis geminata, dan Paederus sp.
b. augmentasi melalui perbanyakan dan aplikasi beberapa jamur patogen serangga, seperti Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, Nomuraea rileyi, dan Verticillium lecanii.
5. Insektisida
Insektisida kimia merupakan pilihan terakhir dalam usaha mengendalikan hama karena berpotensi menimbulkan dampak negatif. Insektisida harus digunakan sesuai kebutuhan, pada waktu spesifik dalam siklus hidup hama, dan bila cara lain, seperti pengendalian hayati atau teknik budidaya, gagal menjaga populasi hama pada tingkat yang tidak merugikan secara ekonomi. Insektisida tersebut selain efektif, juga harus selektif terhadap satu atau beberapa jenis hama saja, dan residunya berumur pendek. Beberapa jenis insektisida kimia yang dianjurkan untuk mengendalikan kepik coklat, antara lain deltametrin dan klorpirifos karena masing-masing mampu mempertahankan hasil panen 61,6% dan 45,3% .

















PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
Permasalahan
Dalam penanaman kacang hijau, terdapat permasalahan, yaitu adanya jasad pengganggu yang berupa hama. Hama yang biasanya terdapat di kacang hijau biasanya adalah kepik coklat. Kepik coklat dapat menyebabkan kerugian besar bagi petani.Kerusakan tanaman kacang hijau oleh kepik cokelat dapat terjadi secara langsung akibat penghisapan hasil fotosintesa yang mengakibatkan penurunan kapasitas produksi. Dikarenakan besarnya kerugian yang ditimbulkan kepik coklat, biasanya petani langsung melakukan pengendalian hama menggunakan cara kimiawi, yaitu memberikan insektisida. Sebenarnya, hal ini dapat membahayakan kualitas kesehatan produksi padi yang dihasilkan.

Pembahasan
Petani disarankan untuk menggunakan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) secara baik dan benar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Harahap dan Tjahjono(1991) bahwa “PHT dilakukan secara berurut, yaitu melalui cara kultur teknis dahulu, kemudian melalui cara fisik dan mekanik, kemudian melalui pengendalian biologi, jika tidak bisa menekan populasi wereng batang coklat juga, baru kemudian digunakan insektisida. Itupun insektisida yang sudah disahkan oleh pemerintah”.




KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Metamorfosis Riptortus linearis Fabr termasuk tidak sempurna atau bertingkat yang disebut paurometabola.
2. Kerusakkan tanaman kacang hijau dapat kerusakan langsung akibat kepik coklat menghisap cairan tanaman polong kacang hijau.
3. Untuk memutuskan siklus hidup kepik coklat dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman, minimal menanam satu kali tanaman non-kacang hijau.
4. Pemanfaatan musuh alami kepik coklat dapat dilakukan melalui dua cara, yakni a) konservasi musuh alami, misalnya parasitoid telur, Gryon nigricorne serta predator telur, Dolichoderus sp.,Solenopsis geminata, dan Paederus sp. dan b) augmentasi melalui perbanyakan dan aplikasi beberapa jamur patogen serangga, seperti Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, Nomuraea rileyi, dan Verticillium lecanii.
5. Gejala serang kepik coklat (Riptortus linearis Fabr ) pada tanaman kacang hijau ( Phaseoulus adalah dengan cara menghisap polong tanaman kacang hijau sehingga menyebabkan polong menjadi kempis dan mati.
Saran
Pengendalian hama kepik coklat ( Riptortus linearis Fabr ) yang paling efisien dan efektif adalah dengan memutuskan siklus hidup kepik coklat. Dengan cara melakukan minimal menanam satu kali tanaman non-kacang hijau.




DAFTAR PUSTAKA
Djafaruddin.1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Bumi Aksara : Padang
http://www.google/kepikcoklat/org.com diakses pada tanggal 01 Maret 2011
http://muhammadarifindrprof/insektisidabiorasionaluntuk.org
diakses pada tanggal 01 Maret 2011
http://kesehatanlingkungansby/kepikcokelat.com diakses pada tanggal
01 Maret 2011
http://www.plantamor.com/index.php?plant=926 diakses pada 01 Maret 2011
pukul 20.00
Purseglove, J W. 1987. Tropical Crops Dicotyledons. Copublished in the United
States : New York
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya : Jakarta
Rubatzky, dkk. 1997. Sayuran Dunia. Penerbit ITB : Bandung